Minggu, 02 Agustus 2015

(3) JALAN HIDUP YANG BENAR

 {شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ (13)} [الشورى: 13]

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (Asy-Syuura: 13)

Ayat ketiga belas surat Asy-Syuura ini menyatakan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh pengikut beliau bahwa agama Islam adalah mempunyai akar dan pokok yang sama dengan agama yang diturunkan kepada Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa serta nabi-nabi terdahulu, karena mempunyai sumber yang sama yaitu dari Allah SWT.

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama..."

Dia menerangkan dan menjelaskan bagimu jalan hidup yang nyata dan benar demi keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya berbahagialah hidupmu di dunia dan di akhirat, dan jika kamu menyimpang daripada-nya maka tiadalah jaminan keselamatan bagimu.

"apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa..."

Jadi agama Islam bukanlah agama yang menyimpang dari pokok akar agama yang telah diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul terdahulu. Semuanya berdiri atas akidah tauhid "Laa ilaaha illallah (tiada tuhan yang berhak diibadati dengan sebenarnya melainkan Allah)", jika ditemui adanya perbedaan itu hanyalah mengenai tata cara pelaksanaan syari'at belaka. Diturunkan Allah sesuai dengan situasi dan kondisi ummat yang dihadapi oleh masing-masing rasul. Seperti firman Allah pada surat Al-Maidah ayat 48:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا

"...Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan syir'ah (aturan) dan minhaj (jalan yang terang)..."

Pengertian syari'at dari segi pemakaian bahasa Arab adalah مصدر (akar kata) dari:
 شرع-يشرع-شرعا-شروعا

Ibnu Manzur mengemukakan dalam kitabnya Lisanul Arab, jilid VIII, huruf 'ain, halaman 175-176:

والشريعة والشراع والمشرع: الموضع التي ينحدر إلى المآء منها

Syari'ah, syara'u, dan masyra'ah artinya tempat turun ke air (tempat yang dilalui untuk mengambil air) minum."

والشريعة والشرعة: ما سن الله من الدين وما أمربه كاالصوم والصلاة والحج والزكاة وسائر أعمال البر...

"Syari'ah atau syir'ah adalah segala (aturan) agama yang digariskan dan diperintahkan Allah, seperti puasa, shalat, haji, zakat dan segala perbuatan baik..."

Jadi syari'at dapat kita pahami sebagai jalan kehidupan yang ditentukan Allah SWT yang menjamin keselamatan hidup kita di dunia ini sampai ke akhirat nanti.

Adapun orang-orang yang membuat suatu aturan hidup di luar aturan Allah SWT, atau bertentangan dengan aturan Allah adalah orang yang angkuh dan sombong; tidak bermalu di hadapan Allah SWT. Dan orang-orang yang mengikuti aturan hidup yang diciptakan oleh manusia begini, pada dasarnya adalah orang yang jahil memahami jatidirinya dan wujud alam semesta ini... Manusia dan seluruh alam semesta adalah ciptaan Allah, Allah-lah Yang lebih Mengetahui tentang ciptaan-Nya... Dia SWT pula yang berhak menentukan jalan kehidupan bagi hambaNya... Jalan kehidupan yang diliputi kasih sayangNya, karena dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...

Kepada para nabi dan rasul, serta pengikut masing-masing mereka diperintahkan.

"Tegakkanlah agama..."

Agama itu hanya bisa tegak di atas pondasinya yakni: akidah tauhid yang terlambang dalam ucapan "Laa ilaaha illallah (tiada tuhan yang berhak untuk diibadati dengan sebenarnya melainkan Allah)", dengan menjadikan shalat, ibadah lain, hidup dan mati demi Allah; Tuhan semesta alam.

Di atas pondasi itulah ditegakkan tiangnya.

"Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa yang menegakkan shalat berarti menegakkan agama, dan siapa yang merobohkan shalat berarti merobohkan agama", begitu maksud sabda Rasulullah SAW.

Menegakkan agama, tidak hanya sebatas mendirikan shalat... Seperti bangunan, bila ada hanya tiangnya belaka, maka dikhawatirkan tiangnya ini binasa dimakan lumut dan tidak berguna selain untuk menambatkan kerbau pedati pelajang bukit, atau tempat bertengger si burung hantu di malam buta dan lain sebagainya.

Maka wajiblah bangunan Islam itu disempurna-kan dengan cara:

"Masuklah kamu ke dalam Islam itu secara menyeluruh", bukan sebagian-sebagian...

"Dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya..."

Menegakkan agama dan menjadikan syari'at Islam itu sebagai satu-satunya hukum yang mengatur kehidupan adalah pilihan yang benar, lalu memerlukan perjuangan, istiqamah (konsisten) dan persatuan ummat yang teroganisir, karena:

"Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya..."

Oleh sebab itu, mereka berjuang dengan segala daya upayanya untuk menggagalkan penerapan syari'at Islam di bumi ini. Maka orang-orang beriman tidak boleh berhenti berjuang dan menjunjung tinggi syari'at Islam di manapun berada, sehingga jelas siapa yang berada di jalan Allah dan siapa yang menyeleweng. Atau siapa yang kembali kepada agama Allah setelah menyimpang dan sesat...

"Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar