Jumat, 31 Juli 2015

(2) KEIMANAN YANG TERTOLAK



{ قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (14) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (15) قُلْ أَتُعَلِّمُونَ اللَّهَ بِدِينِكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (16)} [الحجرات: 14 - 16]

Orang-orang Arab Badwi itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (14) Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.(15) (Al-Hujurat: 14-15)

Melalui ayat ini Allah SWT menolak sikap orang-orang Arab Badwi yang mempropagandakan diri telah mencapai tarap kesempurnaan dan kebenaran iman.

Orang-orang Arab Badwi itu berkata: "Kami telah beriman..."

Padahal keimanan mereka belum mantap di hati.

Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum ber-iman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk..."

Pengakuan masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, tidak otomatis menjadikan seseorang mukmin sejati; boleh jadi pengakuan itu disebabkan oleh sikap keterpaksaan atau oleh sebab keduniaan belaka, sementara hati nurani masih terpaut kepada sistem dan nilai hidup jahiliyah, seperti bunglon berubah warna dipengaruhi sesuatu yang ditempatinya.

Jika keimanan belum mantap di hati tidak sepantasnya menganggap diri mukmin sejati...

"Karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu..."

Keimanan yang tidak diiringi dengan amal perbuatan, sama sekali tidak bernilai di sisi Allah.

"Dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu..."

Di sini dinyatakan bahwa taat kepada Allah dan RasulNya sebagai bukti keimanan. Semakin taat seseorang kepada Allah SWT dan RasulNya, semakin bertambah keimananNya. Sebaliknya, setiap kali seseorang melanggar perintah Allah dan RasulNya, setiap menipis nilai imannya.

الإِيْماَنُ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ يَزِيْدُ بِالطَّاعَةِ وَيَنْقُصُ بِالْمَعْصِيَةِ

"Iman itu bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemak-siatan."

Oleh sebab itu wajiblah bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah.

"Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Apakah kriteria mukmin sejati itu, dan siapa yang pantas disebut mukmin sejati?!

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya..."

Mukmin sejati mempercayai segala wahyu Allah yang termaktub di dalam Al-Quran, dan sunnah Rasulullah SAW, mereka senantiasa bersedia mengamalkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam dalam kehidupan realistis, baik dalam keadaan senang ataupun terpaksa, dalam suka dan duka, dan dalam kondisi bagaimanapun juga.

"Kemudian mereka tidak ragu-ragu..."

Mereka tidak goncang menghadapi segala resiko yang berkaitan dengan keimanan, di manapun berada, meskipun berkorban jiwa dan raga.

"Dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah..."

Artinya; mereka mencurahkan harta benda dan menghabiskan usia mereka untuk mentaati Allah dan RasulNya, untuk menegakkan agama Allah dan melawan segala tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang benci kepada Islam. Jika suatu keadaan menuntut mendirikan Lembaga pendidikan agama bagi anak-anak misalnya, maka mereka tampil ke depan mewujudkannya, yang mempunyai kemam-puan hanya di bidang tenaga, mencurahkan tenaganya, yang mempunyai kemampuan hanya di bidang dana, memberikan hartanya, dan yang mempunyai kemampuan keduanya, maka tampillah dia berjihad dengan diri dan hartanya.

Mereka senantiasa tampil menegakkan amar ma'ruf nahyi mungkar di manapun juga... Tidak senang melihat kedzaliman, walaupun berhadapan dengan penguasa yang kejam.

عَنْ طَارِقٍ بْنِ شِهَابِ أَنْ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيِّ وَقَدْ وَضَعَ رِجْلَهُ فِي الغَزْرِ أَيَّ الجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

"Dari Thariq bin Syihab bahwa seseorang yang telah memantapkan kakinya dalam berperang, bertanya kepada Nabi SAW; jihad yang bagai-manakah yang paling utama? Nabi bersabda: (menyatakan) kata-kata yang hak di hadapan penguasa yang durjana (yang berbuat semena-mena)." (HR. An-Nasa'i: 4138)

Kelompok mukmin yang berkepribadian seperti inilah yang disanjung Allah SWT pada surat Ali-Imran ayat 110:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..."

Dan:

"Mereka itulah orang-orang yang benar..."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar