{أَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا
لَا يَسْتَوُونَ (18) أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ
جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلًا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (19) وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا
فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا
وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ (20)
} [السجدة: 18 - 20]
Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik
(kafir)? Mereka tidak sama.(18) Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.(19) Dan adapun orang-orang yang fasik
(kafir), maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak ke luar
daripadanya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada
mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu
mendustakannya".(20) (As-Sajdah: 18-20)
Pada ayat di atas Allah SWT mengawali firman-Nya dengan ungkapan
pertanyaan:
Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik
(kafir)?...!
Lalu dijawabNya:
Mereka tidak sama…!
Dilanjutkan dengan penjelasan tentang perbedaan tempat kembali
masing-masing pihak di akhirat, karena perbedaan pola dan sikap hidup mereka
yang bertolak belakang semasa di dunia.
Adapun orang-orang yang beriman dan menger-jakan amal-amal
saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman…"
Orang beriman adalah orang yang mempercayai dan membenarkan ajaran
yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW, dengan hati nurani, mengungkapkan dengan
lidah dan menyatakan pada amal perbuatan. Sedangkan amal shaleh adalah segala
amal perbuatan yang baik yang diperintahkan Allah SWT kepada RasulNya, dikerjakan
karena mencari ridha Allah SWT belaka.
Orang-orang yang berdasarkan pola hidup dan kriteria beginilah
yang dijanjikan Allah SWT akan dimasukkan ke dalam surga, menerima segala
kemuliaan, penghormatan, kesenangan dan pelayanan seperti tamu agung yang
diperlakukan dengan sangat istimewa:
"Sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka
kerjakan…"
Jadi mereka meraihnya, karena mereka beriman dan beramal shaleh
semasa hidup di dunia.
Di sini Allah SWT menguraikan persoalan hidup kita dunia dan
akhirat dalam kesatuan organis. Segala nasib kita bukanlah berakhir di sini,
tetapi di akhirat. Amal perbuatan kitalah sebagai faktor penentu…
"Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir)…"
Yakni; orang-orang yang menyimpang atau keluar dari garis petunjuk
Allah SWT dan RasulNya SAW, setelah jelas bagi mereka, baik karena mengejar
keuntungan duniawi, ataupun karena mengikuti panggilan iblis, syethan dan hawa
nafsu…
"Maka tempat mereka adalah neraka..."
Tempat yang sangat mengerikan dengan segala penderitaan dan
siksaan.
Selanjutnya digambarkan bagaimana mereka berusaha membebaskan diri
dari siksaan itu, tetapi tidak pernah berhasil.
"Setiap kali mereka hendak ke luar daripadanya, mereka
dikembalikan (lagi) ke dalamnya…"
Mereka senantiasa berusaha keluar dari neraka, namun setiap kali
mereka mencapai pinggir neraka itu, mereka segera dilemparkan ke dalamNya.
"Dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa
neraka yang dahulu kamu mendustakannya."
Kefasikan muncul dari hati yang mendustakan ajaran Allah SWT dan
Rasul SAW… Yang menganggap manusia bebas berbuat sesuka hati tanpa terikat
dengan metode Ilahi. Lalu, menyimpulkan bahwa manusia hidup di sini dan di sini
pula nasibnya berakhir.
Bila kita membaca firman Allah pada ayat lain, niscaya kita temui
penjelasan tentang watak orang-orang fasik yang sangat menonjol, antara lain:
"…Memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada
mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi…" (Al-Baqarah:
27)
Allah SWT melarang kita memecah belah kesatuan organis ajaran
Islam dengan segala ruang lingkupnya (akidah, syari'ah, ibadah, akhlak, dan
lain-lain)… Tetapi orang-orang fasik mengungkung Islam sebatas sistem
kepercayaan, atau ibadah ritual, atau budi pekerti saja, sementara syari'at
Islam mereka kesampingkan. Lalu sistem yang mengatur keseharian mereka putuskan
dengan hukum positif ciptaan otak manusia…
Allah SWT menyuruh kita agar membina persatuan ummat secara
universal, tanpa dibatasi oleh gap bangsa, ras (warna kulit), bahasa, letak
geografis dan dikotomi sejarah. Sedangkan orang-orang fasik meme-cah belah
Islam berdasarkan nilai-nilai di atas, di samping membenamkan nilai kamanusiaan
universal ke dalam kubangan penindasan dan kekejaman…
Allah SWT memerintahkan agar kita menghubungkan tali kekerabatan.
Namun orang-orang fasik memutuskan tali kekeluargaan demi keuntungan duniawi,
tujuan politis, kepentingan ekonomi dan lain sebagainya…
Akidah tauhid yang menjadi dasar keselamatan hidup, mereka
robohkan, mereka baurkan dengan ajaran syirik…
Budi pekerti ummat mereka hancurkan dengan menyebarkan kemaksiatan
dan kemungkaran, seperti menyebarkan bacaan-bacaan porno, film-film cabul,
minuman keras, memuji pergaulan bebas dan lain-lain, sehingga ummat lupa kepada
Allah dan lupa kepada diri sendiri.
Jadi perbuatan seperti itulah yang menyebabkan orang-orang fasik
dimasukkan ke dalam neraka, sebagai balasan atas amal perbuatan mereka yang
menyimpang dari ajaran agama semasa hidup di dunia ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar