Senin, 03 Agustus 2015

(6) IKATAN AKIDAH MELEBIHI IKATAN DARAH

{وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ (45) قَالَ يَانُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلاَ تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ (46) قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلاَّ تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (47)} [هود:45 46، 47]

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya."(45) Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamat-kan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."(46) Nuh berkata: "Ya Tuhan-ku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." (Huud: 45-47)

Cuplikan ayat 45-47 surat Huud ini merupakan rangkaian ayat yang menceriterakan tentang perjuangan nabi Nuh a.s. dalam menegakkan risalah Ilahi di tengah-tengah ummatnya yang durhaka.

Dakwah yang beliau sampaikan kepada mereka, mereka sambut dengan kekufuran, dan caci maki, bahkan mereka meminta segera didatangkan azab yang dijanjikan. Ratusan tahun lamanya beliau menyeru mereka kepada agama Allah, dengan segala ketabahannya dan kesabarannya. Namun sedikit sekali mereka yang beriman.

Yang lebih menyedihkan bahwa, di antara penantang dakwahnya adalah isteri dan anak kandungnya sendiri (Kan'an). Sampai tiba masanya Nuh berkesimpulan tidak ada artinya mereka itu diajak beriman, lalu berdo'a kepada Allah SWT, agar menghancurkan seluruh orang-orang kafir itu, karena mereka hanya akan melahirkan keturunan yang durhaka juga.

Doa Nuh a.s. dikabulkan Allah SWT, maka Allah mendatangkan banjir besar melanda dan meluluh lantakkan semua mereka, dimana sebelumnya Allah memerintahkan kepada beliau untuk membuat sebuah kapal di daerah perbukitan, yang bila banjir tiba hendaklah Nuh dan orang-orang beriman naik ke kapal.

Betapa sedihnya Nuh a.s. menghadapi kenyataan melihat isteri dan anaknya mati tenggelam di hadapan mata kepalanya sendiri, terutama anaknya Kan'an yang diajak naik ke kapal dan memperingatkan bahwa pada hari itu tiada seorangpun yang akan selamat kecuali orang-orang beriman yang naik di kapal.

Tetapi Kan'an menanggapi dengan kepala batu, dan tetap dalam kekufurannya sampai datang ombak besar menelannya dan mati.

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku..."

Itulah rintihan manusiawi seorang bapak yang diterpa kesedihan mendalam melihat anaknya mati digulung azab derita.

"...Dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya..."

Tetapi Allah SWT tidak membiarkan hambaNya dicengkeram oleh naluri kemanusiaan belaka. Tanpa memegang teguh prinsip akidah.

"Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan-nya) perbuatan yang tidak baik..."

Allah hanya menyelamatkan orang-orang yang beriman kepadaNya.

Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatan-nya sendiri, jika dia beriman dan beramal shaleh, maka dialah yang menerima balasannya. Dan jika dia kufur dan durhaka, maka dia pula yang menerima ganjarannya, walaupun orang tuanya seorang rasul.

"Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat) nya..."

Bahwa Allah hanya menyelamatkan orang-orang yang beriman kepadaNya, dan menghancurkan orang-orang yang durhaka, adalah ketetapan yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.

Inilah ketetapan yang tidak akan dirobahNya meskipun diharapkan dengan pengajuan doa setulus hati oleh rasulNya sekalipun. Oleh sebab itu, tidak sepantasnya orang-orang beriman mencintai dan menunjukkan loyalitas kepada orang-orang kafir, yang menentang agama Allah, meskipun anak kandungnya sendiri, atau orang tua dan kerabat dekatnya sendiri.

"Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan..."

Maka ketahuilah bahwa ikatan cinta dan ikatan loyalitas bagi orang-orang yang beriman adalah atas landasan akidah, bukan atas ikatan darah. Maka janganlah kamu memperturutkan perasaan manusiawi dengan melupakan hakikat akidah yang ditetapkan Allah, karena hanya orang-orang jahiliyahlah yang berbuat demikian. Orang-orang jahil dihanyutkan oleh perasaan di hati meskipun mengorbankan prinsip  akidah.

"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya..."

Ampunilah aku wahai Rabbi dari kekeliruanku yang mendahulukan perasaan dari keimanan. Dari memohon sesuatu yang tidak pantas aku mintakan kepadamu.

"Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."

Di sini tampak jelas keinsyafan Nuh a.s. atas perbuatannya yang keliru. Beliau sangat menyadari bahwa Allah SWT sangat murka kepada orang-orang yang mencintai orang-orang kafir.

Ketepan Ilahi ini adalah ketetapan yang kekal dan universal, berlaku di setiap tempat dan waktu sampai hari kiamat. Dan... Ikatan akidah melebihi ikatan darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar